Mereka bilang hidup itu seperti musik, seperti tarian,
seperti orkestra, bukan seperti perjalanan. Kita menikmati musik karena kita
mendengarkan ketika ketukan nada pertama dimulai dibalut dan berdenting bersama
ketukan-ketukan nada lainnya selama jangka waktu tertentu. Kita datang ke
sebuah konser musik bukan untuk mendengarkan ketukan nada terakhirnya saja –
tetapi seluruh harmoni suara ini itu dari sana sini selama konser itu berlangsung.
Tarian indah karena rangkaian organ-organ tubuh yang bergerak-gerak menari
mengayun. Bukan seperti sebuah perjalanan yang punya tujuan akhir yang dituju.
Kita punya mimpi. Kita punya tujuan. Kita punya akhir. Semua
punya akhir. Musik dan tarian paling indah pun menjadi membosankan kalau tidak
ada akhirnya. Tapi jalannya lah yang kita nikmati. Segala naik turun cepat
lambatnya yang membuatnya indah.
Aku bertemu denganmu ketika musikmu sudah ada ditengah
rangkaian not balok mu sudah jauh berjalan. Datang tidak sengaja dibawa oleh
hasrat ingin tahu. Tidak tahu siapa yang sedang bermain di sana dan apa yang
dimainkannya. Pun tidak dapat menebak berapa lama lagi pertunjukan ini
berakhir. Aku datang begitu telat. Tapi tak apa – karena aku yakin permainanmu
akan indah ketika mendengar rangkaian nada instrumen untuk pertama kalinya. Aku
memilih untuk duduk dan mendengarkan.
Tapi simfoni belum berakhir dan tidak tahu kapan nada
terakhir diketuk. Ini belum apa-apa ternyata. Aku kira aku muncul di tengah.
Tapi ternyata baru dimulai. Aku masih menikmati, terus, dan akan terus
menikmati. Nyatanya aku terpikat dan semakin terikat. Ada jenuh muncul di
tengah, ada marah mendidih di situ, hasrat mencinta meluap, sedih menusuk, tapi
rasa sayang terus menyelimuti. Tarianmu begitu indah dan aku tidak ingin melewati
sedetikpun. Aku ingin pergi tapi kakiku enggan beranjak. Badanku malah ikut
menari dan bermain bersamamu. Hasratku tidak dapat ditahan.
Aku memang datang terlambat, tapi tepat pada waktunya. Aku
jatuh cinta. Pada masalalumu, masakinimu, dan masadepanmu. Kita akan bermain
bersama sampai teater ini menyudahi.
14/12/2016
diketik saat menunggu orang datang makan bubur
No comments:
Post a Comment